Pengasuhan dan Pendidikan Anak 2 Tahun (Bagaimana Menghadapi Anak 2 Tahun yang Susah Makan)
Ketika Roni pulang dari kantor, dia menemukan istrinya sedang menangis di sofa, di sekelilingnya mainan berserakan dan tumpahan makanan ada dimana-mana, dan Charis, anaknya yang berusia 2 tahun sedang asyik memainkan tumpahan makanan. Roni segera mendekati istrinya dan memeluknya. Di dalam pelukannya, Stela menangis lebih keras lagi. Dengan hati berdebar-debar, Roni bertanya dalam hati: “ada masalah serius apakah?” Dengan berhati-hati Roni bertanya pada wanita muda yang baru 3 tahun lebih menjadi istrinya: “Tenangkan hatimu dan ceritakan pada saya apa yang sesungguhnya terjadi.” Sambil tersedu-sedu, Stela mulai bertutur, “aku sangat frustrasi, anak kita susah sekali makannya.” Roni agak bingung. Satu pihak dia tidak tega melihat wajah istrinya yang penuh air mata, di lain pihak ada gelitikan geli di hati mendengar alasannya yang terdengar…. SANGAT SEDERHANA.
“Apa? Masalah anak susah makan adalah masalah sederhana????” Jutaan ibu-ibu yang mempunyai anak usia 2-3 tahun akan sangat marah mendengar kalimat ini. Bagaimana tidak?? Para ibu ini mengalami susah payahnya masak yang berakhir hanya dengan sekali semburan atau muntahan, semua jerih payahnya sia-sia. Setiap ibu dengan anak usia ini mempunyai suatu mimpi yang sangat diidam-idamkan: “semua masakan yang dimasaknya masuk ke dalam perut anaknya… dan tetap ada di sana.”
Memang masalah anak susah makan bukanlah hal yang sederhana, namun informasi dan tips dari Focus on the Family di bawah ini mungkin dapat menyederhanakan hiruk pikuk rumah tangga yang sudah sangat rumit bagi keluarga muda:
Berilah makanan yang berkalori rendah. Anak Anda yang berumur dua tahun tidak membutuhkan banyak kalori untuk membuatnya tumbuh secara maksimal. Total kalori sejumlah 1200-1400 yang terbagi dalam tiga kali makan dan satu atau dua camilan sudah cukup per harinya. Anda tidak perlu repot-repot menghitung makanan dengan jumlah kandungan kalori di dalamnya kecuali jika anak Anda memiliki masalah dengan nutrisi tertentu atau anak Anda sudah didiagnosa dengan penyakit turunan seperti sakit kolesterol atau sakit jantung.
Yang terpenting sekarang bagi Anda adalah menyiapkan makanan bergizi untuk seisi rumah, termasuk anak Anda. Tugas Anda adalah menyiapkan makanan dan menyediakannya pada jam makan, dan anak Anda yang akan memutuskan berapa banyak porsi yang akan ia makan.
Salah satu aspek yang patut Anda perhatikan adalah jumlah susu yang anak Anda minum. Untuk anak umur dua tahun, mereka disarankan untuk minum susu sedikitnya 473 ml (16 ons) atau tidak lebih dari 946ml (32 ons) per harinya agar mereka mendapatkan Kalsium yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan tulangnya tanpa menggangu selera makan mereka. Anak batita Anda membutuhkan sekiranya 500mg Kalsium setiap harinya; segelas susu sendiri sudah mengandung 300mg di dalamnya. Apabila anak Anda tidak suka atau tidak bisa minum susu, Anda harus menggantinya dengan makanan-makanan yang mengandung Kalsium tinggi seperti keju, yoghurt, sayur-sayuran hijau, atau jus jeruk yang mengandung Kalsium tinggi. Untuk jenis susu itu sendiri, Anda bebas memilih jenis susu apa saja (susu segar ataupun susu rendah lemak) yang keluarga Anda sukai. Untuk susu rendah lemak, kandungan lemak di dalamnya tidak mempengaruhi jumlah kalsium di dalam susu tersebut.
Hindari makanan-makanan junkfood (jajanan yang tidak sehat dan tidak mengandung cukup nutrisi). Pada tahun-tahun berikutnya, anak Anda akan mulai dikelilingi oleh jajan-jajanan yang mengandung lebih banyak gula, garam, dan lemak yang tidak sehat untuk mereka. Dengan adanya iklan-iklan di televisi dan packaging yang menarik, anak-anak akan lebih cenderung untuk memilih makanan-makanan tersebut. Untuk mencegah hal ini, perhatikan langkah berikut: Jangan turuti keinginan anak Anda apabila mereka merengek untuk membeli coklat, permen, atau minuman bersoda. Tetaplah sajikan makanan yang biasa Anda masak dan siapkan. Akan tetapi, janganlah menjadi orang yang terlalu ketat terhadap makanan sehingga setiap makanan haruslah yang organik, dari kebun sendiri, dan yang 100% bebas gula. Anak Anda tidak mungkin terhindar dari jajan-jajanan junkfood. Sewaktu-waktu memberikan anak Anda kentang goreng dalam jumlah sedikit atau membiarkan mereka makan kue tart di acara ulang tahun teman mereka, tidak akan membunuh mereka.
Menjaga keamanan ketika anak makan sendiri. Pada tahap umur ini, anak Anda sudah akan lancar menggunakan sendok dan garpu, dan mungkin juga sudah dapat memegang gelas dengan satu tangan. Akan tetapi, masih ada kemungkinan bagi mereka untuk tersedak makanan-makanan berbahaya seperti biji-bijian, kacang, anggur, popcorn, seledri, dan permen-permen kecil. Untuk wortel dan susis, Anda harus memotongnya kecil-kecil untuk menghindari anak menjadi tersedak.
Hindari konflik ketika jam makan. Satu hal tentang anak Anda dalam tahap umur ini, Anda tidak bisa memaksa mereka untuk memakan makanan mereka. Setelah beberapa bulan, Anda mungkin khawatir apabila anak Anda tidak makan dengan cukup, di sisi lain anak Anda tetap tidak mau makan apapun yang Anda sajikan di atas meja. Anak-anak dalam kelompok umur ini, mereka mungkin hanya bersemangat untuk makan sekali dalam sehari. Apabila mereka tidak makan banyak di siang hari, mereka akan makan lebih banyak ketika makan malam atau keesokkan harinya. Janganlah marahi anak atau paksa makan anak dengan hukuman atau bahkan dengan “suapan” hanya agar mereka mau makan, mereka hanya sedang tidak mau makan.
Jangan membuatkan anak Anda makanan yang khusus atau berbeda dari makanan yang orang lain makan di keluarga Anda. Anda hanya perlu memberi porsi yang sesuai untuk anak Anda, dan anak Anda akan memutuskan berapa banyak yang akan ia makan. Apabila anak Anda mulai merengek untuk memakan makanan lain, janganlah Anda langsung menuruti keinginannya. Apabila ia memaksa tidak mau makan makanan yang sudah disiapkan, berikan anak Anda waktu. Anak Anda tidak akan menjadi kelaparan.
Apabila Anda sangat khawatir mengenai gizi dan nutrisi anak Anda, tuliskanlah apa yang ia sudah makan selama beberapa hari lalu bawa daftar tersebut ke Dokter Anak Anda. Mengetahui tes pertumbuhan tinggi, berat badan, dan tes lainnya akan membuat Anda lebih tenang karena Anda tahu anak Anda masih mengalami pertumbuhan walaupun ia susah makan. Anak-anak yang benar-benar mengalami gangguan kesehatan akan lansung menunjukkan gejala-gejala lain seperti demam, diare, kelesuan, atau berat badan yang menurun. Anak-anak yang tetap aktif walaupun susah makan menandakan bahwa ia makan dengan cukup.
Semoga informasi dan tips dari Focus on the Family ini dapat membuat para ibu dapat tersenyum lebih cantik ketika suami pulang dari kantor.
Sumber: Paul C. Reisser, Baby and Child Care: From Pre-Birth through the Teen Years (Focus on The Family) (Carol Stream, IL: Tyndale House, 2007), 299-301.
(informasi dan tips dari sumber sudah disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat dan kebudayaan Indonesia; nama yang dipakai dalam artikel ini adalah nama samaran).