Diet Perilaku

childrens_ministry_blog_strengths_based_image

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” 2 Korintus 3:18

Kata Kunci: Diet Perilaku

Imamat 11:1-12 adalah bagian Alkitab yang seringkali cenderung kita lewatkan. Isinya berkaitan dengan diet makanan. Hm…. Saya baru saja masak babi… perikop ini jadi tidak menarik. Tapi sebenarnya ada hal penting di balik perikop ini, yaitu: Perhatian Tuhan terhadap identitas umat-Nya. Begitu besar keinginan-Nya untuk membuat kita mempunyai identitas yang berbeda, sehingga Dia mengatur hidup kita sampai begitu detail…. Sampai kepada makanan.

Setelah Kristus datang dan Roh Kudus diberikan kepada kita, hal-hal ibadah lahiriah sudah tidak lagi menjadi hal yang terpenting. Lebih penting dari semuanya adalah meneladani pola hidup Kristus dan mentaati pimpinan Roh Kudus.

Yang Tuhan harapkan pada kita adalah: diet perilaku. Imamat 11 tetap memberikan prinsip bahwa umat Tuhan harus berbeda gaya hidupnya. Kadang hal yang wajar bagi orang dunia sebaiknya dihindari oleh umat Tuhan.

2 Korintus 3:18 mengungkapkan suatu keindahan: bahwa proses transformasi anak-anak Tuhan adalah menuju kepada kemuliaan yang semakin hari semakin nyata (ada pertumbuhan). Kemuliaan itu akan terus disempurnakan.

Dr. Oz selalu menampilkan keberhasilan diet para wanita yang dari gemuk menjadi langsing. Betapa bangganya kita ketika berhasil melakukan diet fisik, tubuh terasa sehat, wajah terasa cantik, dan kita menjadi lebih percaya diri. Tuhan menginginkan kita diet lebih dari pada itu: diet perilaku.

Janjinya adalah bukan percaya diri, tapi KEMULIAAN, sesuatu yang tidak dimakan karat atau ngengat. Sesuatu yang tidak hancur setelah kematian tubuh. Karena tujuan hidup kita adalah menampilkan “image” Kristus dan bukan “image” diri kita sendiri.

Pertanyaan refleksi:

Apakah ada kebiasaan atau perilaku yang masih melekat dalam identitas kita, yang menggerogoti “image” Kristus. Kebiasaan dan perilaku yang bagaimana yang memuliakan Kristus dan mau kita pelihara dan membiarkannya bertumbuh?

Pertanyaan refleksi dengan anak:

  1. Apa yang membedakan keluarga Kristen dan keluarga yang tidak percaya Tuhan?
  2. Bagaimana perbedaan upacara kematian keluarga yang berduka di rumah duka?
  3. Bagaimana perbedaan reaksi mereka terhadap kematian, terhadap bencana?
  4. Apa yang membedakan kamu dengan teman2 di sekolah yang tidak percaya Tuhan? a. Iman – apa perbedaan kalian ketika menghadapi situasi sulit? Ketika ada tornado/banjir/situasi sulit lain? Apakah kamu panic, takut, atau beriman?
  5. Pengharapan – apa perbedaan kalian ketika menghadapi ujian/test yang sulit?
  6. Kasih – apa perbedaan sikap kamu terhadap teman yang membutuhkan pertolongan dan perhatian? Sikap terhadap teman yang tidak disukai dan disingkirkan yang lain karena masalah ras, disability, dll.?

Kesimpulan: Karena kamu sudah percaya Tuhan, Roh Kudus sudah ada di dalam dirimu, peliharalah identitas yang memancarkan iman, pengharapan dan kasih.

 

Oleh: Junianawaty Suhendra, Ph.D.