Matius 8:17
Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
Kata kunci: Sembuh
Kemarin saya kurang sehat dan saya membutuhkan obat. Namun, di negara ini tidak seperti di Indonesia yang bisa seenaknya kita membeli obat. Suami saya mau membawa saya ke dokter, namun saya merasa enggan. Memikirkan berapa jauh perjalanan ke dokter, berapa lama menunggu di ruang dokter, berapa dinginnya di luar, dll. Namun, setelah didesak, akhirnya saya menurut dan saya bersyukur sekali sekarang karena kondisi tubuh saya jauh lebih sehat dan saya bisa melakukan banyak aktifitas. Mungkin kalau kemarin saya bersikeras, saya masih terbaring dan tidak bisa berbuat apa-apa dan bahkan mungkin menjadi sulit untuk pulang kembali ke Fort Worth esok hari.
Renungan hari ini mengingatkan bahwa kehadiran Kristus di dunia adalah untuk menyelamatkan, menyembuhkan, dan menolong. Bukan hanya masalah penyakit fisik, tapi juga penyakit rohani. Namun, bukankah kita sering memilih untuk tetap sakit? Memikirkan apa resikonya untuk menjadi sembuh? Memikirkan harga yang harus dibayar untuk mengalami proses penyembuhan?? Kita tidak memikirkan betapa indahnya kondisi kita ketika sudah disembuhkan. Bahkan kita berpura-pura sehat dan menolak untuk diperiksa, atau takut menghadapi realita bahwa kita sedang menderita sakit?
Melihat kondisi dunia Barat dan juga kondisi kota Jakarta, kita bisa melihat banyaknya penyakit moral, penyakit rohani yang beredar. Seperti halnya setelah banjir maka penyakit akan berlipat ganda, demikian juga penyakit moral. Setelah banjir mall, banjir gadget, banjir café, banjir x-box, banjir entertainment…maka penyakit kemalasan, penyakit materialism, penyakit perzinahan, penyakit penyembahan berhala akan terus bertambah dan berlipat. Namun, kita lebih “enjoy being sick” atau membiarkan anak-anak kita sakit. Tanpa menyadari bahwa penyakit kita akan menyebar, menurun dan akhirnya membentuk “evil society (komunitas setan)”
Mari kita periksa rumah kita, keluarga kita, pekerjaan/karir kita, dan hati kita. Apakah ada penyakit yang perlu kita serahkan pada SANG JURUSELAMAT? Dia datang bukan untuk menyaksikan kita menikmati penyakit kita, dia datang untuk menanggung penyakit kita dan menyembuhkan.
Setelah mertua Petrus disembuhkan, dia tidak pasif menerima kesembuhan itu, namun dia dengan sigap mengambil langkah untuk menjadi pengikut Kristus. Mari kita periksa gaya hidup kita, apakah kita juga mempunyai gaya hidup sebagai murid yang sudah disembuhkan? Atau kita hanya seperti murid-murid lain yang ikut dalam rombongan ke sana kemari tetapi tetap dalam kondisi sakit dan pasif?
Aktifitas dengan anak:
- Ajak anak untuk mendiskusikan kondisi masyarakat di koran/berita TV, bicarakan apa yang murid Tuhan dapat lakukan untuk menghadirkan Kristus yang dapat menyembuhkan? (dapat juga memasukkan diskusi tantangan yang Ahok hadapi menghadapi situasi masyarakat Jakarta yang sakit).
- Jika hari ini Anda/ anak Anda sakit, bagaimana Anda dan keluarga Anda menghadirkan Kristus dalam menghadapi penyakit ini?
- Doakan teman-teman yang sakit.
Penulis: Junianawaty Suhendra