Obat Anti-Lesu

13806772_s

“Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.”

Imamat 6:13

Apakah anda merasa lesu rohani? Apakah kehidupan rohani di dalam keluarga anda sudah mulai terasa dingin? Apakah anak-anak sudah mulai malas berdoa? Apakah pasangan anda sudah mulai menunjukkan respon-respon yang pedas? Apakah pada tengah malam kadang anda terbangun dan hati anda gelisah?

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menjaga api mezbah pribadi dan keluarga kita untuk tetap menyala. Dengan kata lain, kehangatan relasi dengan Tuhan membutuhkan komitmen dari setiap individu. Dengan zaman yang serba otomatis, kita tidak bisa mengharapkan keintiman relasi dengan Tuhan dan anggota keluarga juga bisa terjadi secara otomatis.

Sejak awal mula Tuhan menciptakan dunia, Tuhan mengizinkan “tukang tiup” berkeliaran di sekeliling kita. Ketaatan Hawa “ditiup” oleh si iblis, kepemimpinan Adam “ditiup” oleh si jahat dengan menggunakan “ si penolong yang sepadan”; kasih sayang kakak beradik Kain dan Habel “ditiup” dengan menggunakan perasaan iri hati.

Sadarkah kita bahwa disekitar kita si iblis sedang “meniup-niup” api mezbah pribadi dan keluarga kita? Saat ini mungkin dengan cara yang berbeda: kesibukan membersihkan rumah di kala “balada lebaran” melanda rumah tangga yang kehilangan pembantu rumah tangga; kesibukan perjalanan tour bagi yang sedang berlibur; link2 facebook yang lebih menarik untuk dibaca daripada Alkitab; chatting whatsapp dan bb messenger yang menggantikan saat teduh pagi; atau kekhawatiran karena “kasus Yunani” dan ancaman krisis ekonomi?

Bagaimana kita menghidupkan kembali bara api mezbah yang sudah redup dan dingin? Paulus mengingatkan Timotius untuk “mengobarkan” (Fan into flame) karunia Allah. Karunia Allah yang begitu besar adalah Injil itu sendiri. Pengabaran Injil sesungguhnya tidak mengenal “liburan”. Pada zaman dahulu, iklan sebuah minuman soda memiliki slogan “dimana saja kapan saja…” Ini pula yang harus menjadi slogan kita. “Dimana saja dan kapan saja, beritakanlah Firman.” Pada saat percikan api itu kita sampaikan kepada orang lain, maka bara itu mulai menyala lebih besar.

Anda dapat memulai memercikan api itu melalui hal sederhana: bacalah satu ayat dalam Alkitab, renungkan dan katakan pada Tuhan apa yang anda pikirkan setelah membaca ayat tersebut. Kemudian, mulailah “kipasan” awal untuk membuat api itu mulai berkobar. Misalnya, “share” renungan melalui media sosial; menyapa orang yang duduk di sebelah anda di terminal atau airport; membayarkan mobil di belakang anda di jalan tol sambil menitipkan kartu sapaan dari perenungan anda hari ini; menuliskan email dan menceritakan perjalanan iman anda pada sahabat2 anda; mendoakan pembantu atau supir yang mudik; menyanyikan lagu rohani sambil membersihkan rumah; menceritakan kepada anak dan pasangan tentang apa yang anda renungkan hari ini; dan masih banyak seribu cara sederhana untuk memulai “kipasan” pertama untuk menyalakan kembali api mezbah pribadi dan keluarga anda.

“Selamat mengobarkan kembali api mezbah anda hari ini.”

 

Oleh: Junianawaty Suhendra, Ph.D.