Obat Anti-Panik

woman panic

Apakah yang dibutuhkan orangtua di zaman yang kacau ini? Dengan banyaknya standard moral yang tidak berpagar jelas, orangtua semakin paranoid terhadap perkembangan anak-anaknya. Bagaimana tidak? Di lepas di luar, bisa diculik. Di simpan di dalam rumah bisa tersesat dalam pornografi. Di sekolahkan di sekolah umum bisa kena narkoba atau homoseksual, di sekolahkan di sekolah Kristen pun tidak menjamin. Anak-anak sudah sangat rentan dengan pengaruh2 kehidupan moral yang rusak, akibatnya, orangtua “helikopter” semakin banyak. Orangtua “helikopter” adalah orangtua yang selalu membayang-bayangi anak dengan pengawasan dan selalu siap mendarat untuk memberi pertolongan baik diminta maupun tidak.

Dalam sebuah film “Mom’s night out,” kita dapat melihat bahwa penyakit umum orangtua (khususnya ibu) adalah: PANIK. Kepanikan, kekhawatiran kadang menghasilkan masalah yang tambah rumit, dan tidak sedikit pasangan yang akhirnya bercerai, gara-gara mama yang terlalu panik untuk segala sesuatu berkaitan dengan anaknya.

Pertanyaannya adalah: adakah obat “anti-panik?”

Bacaan dibawah ini tidak menunjukkan adanya obat tersebut di dalam Alkitab, akan tetapi ada suatu pelajaran yang seharusnya membuat kita semakin tidak terlalu panic atau khawatir.

Kejadian 12:1-3: “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”

Menurut dari ayat di atas, Abram sebagai Nabi Allah, diberikan hak istimewa. Dan bukan hanya itu, dituliskan bahwa kelompok orang-orang yang memberkati Abram pun akan mendapatkan perlakuan istimewa—mendapat berkat dari Allah. Akan tetapi, bagi orang-orang yang mengutuk Abram, Allah juga yang akan mengutuk mereka. Betapa hebatnya hak yang diperoleh Abram tersebut!

Dalam kata lain, ayat yang mengingatkan kita bahwa PENYERTAAN Tuhan kepada orang-orang pilihanNya adalah pekerjaan yang luar biasa. Tuhan tidak sekedar memberi perintah atau tugas, tapi Tuhan menyertai. Tuhan bukan saja menyertai kita, tapi penyertaannya dibuktikan dengan perbuatanNya kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika demikian, buat apa khawatir? Untuk apa “panik?”

Suatu hari, saya dan bayi saya melintasi laut yang bergelora. Goncangan kapal dan angin cukup menakutkan saya. Dalam kekhawatiran saya, saya memeluk erat bayi saya, menyanyikan lagu dan menatap matanya. Bayi saya tidak melihat ombak yang bergelora, saya juga tidak. Kami hanya saling menatap, tanpa memperdulikan angin dan badai di sekitar kami. Suami saya memeluk kami, sambil menutupi dari cipratan air laut. Dalam sekejap bayi saya tertidur dengan tenang. Melihat ketenangan bayi saya, saya tertegur: “bukankah seharusnya demikianlah relasi saya dengan Bapa di Surga?” Tidak ada yang perlu saya khawatirkan jika saya menatapNya. Itulah juga yang Allah ajarkan pada Abraham, untuk selalu menatapNya dan percaya akan pemeliharaanNya. Kelaparan ataupun musuh yang akan dihadapi Abraham tidak akan berarti apa2, karena perlindungan serta penyertaan Tuhan cukup untuk memberikan kedamaian di hatinya.

Pada saat ini, anak bayi saya itu sudah berusia 19 tahun. Di dalam kenyamanan hidup yang penuh berkat, anak saya memilih untuk hidup susah. Dia saat ini tinggal dengan kelompok muda-mudi yang melayani anak2 di daerah sangat miskin di suatu kota. Dia tidur di lantai dan makan makanan yang sangat sederhana. Kadang hati saya khawatir, mengingat daerah itu mungkin berbahaya untuk keselamatannya, akan tetapi ayat hari ini menenangkan saya. Allah Abraham adalah Allah anak saya. Dia yang telah memanggil Abraham, juga Allah yang sama yang memanggil anak saya. Dia yang menjanjikan penyertaan dan perlindungan, adalah Allah yang sama telah dan terus akan menyertai dan melindungi anak saya. Jadi, untuk apa khawatir? Untuk apa panik?

Jadi, apakah obat “anti-panik” yang paling mujarab? Tidak ada. Yang ada hanyalah mengingat siapakah Allah kita, yaitu Allah yang esa yang sama dengan Allah Abraham. Mengingat bahwa Allah yang sama itu pulalah yang tidak pernah ingkar pada janjiNya.

Jika anda saat ini sedang khawatir dan panik, tanyakanlah pada dirimu sendiri: Siapakah Allah anakmu? Apakah Allah yang sama dengan Allah Abraham, apakah Allah yang bahkan telah menyerahkan diriNya menebus dosa dan menjanjikan Roh Penghibur yang akan menyertai sampai akhir zaman? Jadi, untuk apa panik? Untuk apa khawatir? Kekhawatiranmu tidak mengubah apa-apa, namun ketenanganmu dan imanmu akan menular kepada banyak orang di sekitarmu dan memberi damai sejahtera serta kekuatan bagi pasangan dan anak-anakmu.

 

Oleh: Junianawaty Suhendra, Ph.D.