When you give it to them, they gather it up; when you open your hand, they are satisfied with good things.
When you hide your face, they are terrified; when you take away their breath, they die and return to the dust.
When you send your Spirit, they are created, and you renew the face of the earth. (Psalm 104:28-30)
Key Word: Dependent
Beberapa tulisan dari para terapis keluarga, psikolog dan naturalis mengatakan bahwa apa yang disebut sebagai science atau ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang disimpulkan melalui data yang menjawab pertanyaan what, how, who, where, when (apa, kenapa, siapa, di mana, dan kapan). Jawaban dari pertanyaan kenapa mengandung interpretasi, asumsi dan subjektivitas, karena tidak ada bukti yang terlihat. Ada seorang hakim yang menyatakan bahwa karena Alkitab/agama tidak memenuhi kriteria science, maka agama tidak boleh masuk kurikulum sekolah. Bahkan lebih jauh lagi, beberapa psikolog menyatakan bahwa salah satu bahaya dari ajaran Kristen adalah terlalu mengagungkan manusia sebagai ciptaan yang istimewa dan yang paling tinggi dari segala spesies lain, padahal sebenarnya manusia memiliki banyak kesamaan dan kesetaraan dengan spesies lain. Menurut mereka, perbedaan manusia hanyalah terjadi karena manusia sudah berevolusi menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan binatang/unsur alam lainnya.
Semakin hari kita pun semakin berfokus pada apa yang kelihatan dan meragukan otoritas tulisan Alkitab yang menjelaskan pertanyaan why tersebut. Semakin hari manusia lebih menginginkan dirinya semakin independent, menjadi dirinya sendiri, be the best of self, self-confident, self-determined. Mengapa manusia exist? Karena manusia merasa bahwa existensi dirinya terjadi dengan sendirinya secara natural.
Jika dipikir-pikir, alangkah luar biasanya hikmat pemazmur. Apa saja yang dilihatnya dengan mata fisik, dapat dilihatnya dengan mata rohani.
Pagi ini saya bangun, membuka kulkas, mencari berkat Tuhan untuk dibagi kepada anak-anak saya. Syukur… masih ada sosis. Syukur… masih ada susu. Syukur… masih ada beras. Syukur, masih ada listrik, air. Apakah saya melihat semua itu sebagai pemberian dari Tuhan?
Pagi ini saya membuka mata dan menyadari saya masih bernafas, jantung saya masih berdetak teratur, saya bisa menjangkau handphone untuk melihat apakah ada message dari suami. Apakah saya melihat ada Tuhan yang memberikan nafas hidup itu? Saya tidak pernah menghitung berapa kali saya menarik O2 dan menghembus CO2 dalam 1 menit. Apakah saya melihat Tuhan yang mengatur sistem pernafasan itu secara sempurna?
Pagi ini saya membuka jendela dan melihat… kabut! Apakah saya berkata: “Yaaaaa…. Gak ada matahari!” Dapatkah saya mengatakan: Welcome! The chariot of God is in front of my house, for the cloud went down covering my neighborhood.
He wraps himself in light as with a garment; he stretches out the heavens like a tent and lays the beams of his upper chambers on their waters. He makes the clouds his chariot and rides on the wings of the wind.
He makes winds his messengers, flames of fire his servants.
He set the earth on its foundations; it can never be moved.
You covered it with the deep as with a garment; the waters stood above the mountains.
(Psalm 104:2-6)
Apa saja yang kita lihat hari ini? Dapatkah mata iman kita menembus yang terlihat untuk melihat yang kekal? Dapatkan mata iman kita melihat bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri kita dan di sekitar kita?
Ketika saya kembali membaca tulisan di atas, saya teringat, beberapa dari Anda saat ini sedang dalam keadaan susah. Melihat anak kesayangan Anda terbaring di rumah sakit, tidak ada kepastian bagaimana ia dapat disembuhkan. Beberapa dari Anda masih berjuang dengan virus, kanker, dan berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hidup di dunia tidak selalu indah dan matahari tidak selalu bersinar tiap pagi. Namun satu hal yang pasti, apa pun yang masih bisa kita lihat dan masih kita bisa nikmati, semua itu depends on God. Kalau Tuhan mau mengambil kembali semua itu, Dia berhak melakukannya. Jadi, kalau hari ini Tuhan masih mengizinkan kita menikmati sebagian besar dari anugerah-Nya, sungguh kita masih mempunyai banyak hal untuk kita syukuri. We fully depend on our Creator, because we are His creature.
Aktifitas bersama anak:
Ajaklah anak keluar mengumpulkan sebanyak-banyaknya perbendaharaan ciptaan Tuhan yang terlihat. Sambil berjalan, petiklah bunga, pungutlah daun (jangan puntung rokok, yah), atau mengamati abang bakso yang lewat. Ajaklah anak-anak melihat Tuhan yang tidak terlihat di balik semua yang terlihat mata.
Diskusi hari Minggu bersama anak yang besar:
Bagaimana Anda melihat keterlibatan Tuhan dari pengalaman Anda seminggu ini? Apa yang telah Tuhan lakukan dalam peristiwa-peristiwa itu?
Oleh: Junianawaty Suhendra, Ph.D.